Berangkat dari cara berpikir sederhana yang menyampingkan sisi industri, Tompi ingin memberikan sesuatu yang berbeda. Oleh karenanya ia memilih berkolaborasi dengan seniman Perancis Nicolas Rastoul dan memadukan unsur etnik Aceh, Sunda, Padang, dan Betawi dalam satu album bertajuk PARIS-JAKARTA EXPRESS.
"Kita mau ngasih sesuatu yang beda. Karena kita kaya akan unsur etnik, tapi kita nggak tahu apa yang kita punya. Kita baru menyadari setelah hal itu diambil sama orang lain. Apalagi orang selama ini lebih mengenal Bali daripada Indonesia atau Jakarta. Ya sekalian mempromosikan budaya kita juga," terang Tompi saat launching albumnya di Budha Bar, Jl. Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (3/12) malam.
[Info untuk Anda: "Semua berita KapanLagi.com bisa dibuka di ponsel. Pastikan layanan GPRS atau 3G Anda sudah aktif, lalu buka mobile internet browser Anda, masukkan alamat: m.kapanlagi.com"]
Awalnya, kata musisi yang juga dokter ini, pihak label mengajaknya untuk membuat proyek. Di situ ia bebas mengerjakan apa saja. Di situ akhirnya Tompi berpikir untuk membuat proyek etnik yang fenomenal, indah, dan 'aneh'. Dan syukurlah, album yang menampilkan unsur Sunda dan Jawa di mana setiap performance-nya akan ada penari topeng dan jaipong, malah sukses dan didukung penuh oleh Pusat Kebudayaan Perancis (CCF).
"Di album ini kita kayak buat baju, jadi setiap baju kancingnya dari Sunda, Padang, Batak. Pokoknya perpaduan semua," kata Tompi yang sebelumnya juga mengusung unsur etnik di album BALI LOUNGE.
Lantas, bagaimana dengan lagu Hello Assalamu'alaikum yang lebih banyak mengandung unsur Timur Tengah dan ada bacaan Arab-nya? Ditanya begitu, Tompi langsung menjelaskan bahwa yang memiliki ide pertama kali adalah Nicolas Rastoul. "Dia terinspirasi ketika dia melihat perbatasan Palestina dan Israel. Dan mereka di perbatasan hanya bisa berkata, 'Hallo'. Jadi memang ini berunsur humanity," pungkasnya.
No comments:
Post a Comment